Halaman

Jumat, 23 Desember 2011

Penerima Nobel itu adalah Bapak Para Warga Miskin

Prof. Muhammad Yunus, Ph.D.
Nama beliau adalah Muhammad Yunus, lahir di desa Bathua, Hathazari, Chittagong, sebelah timur Kota Bengal, Bangladesh pada 28 Juni 1940. Ayahnya adalah seorang pandai emas yang selalu mendorong anak-anaknya untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Ibunya bernama Sufia Khatun, seorang ibu rumah tangga yang menginspirasi Muhammad Yunus untuk berbagi bagi masyarakat miskin di kemudian hari. Ibunya mendatangi ke rumah-rumah warga miskin untuk memberikan bantuan agar terjadi pengurangan kemiskinan.

Muhammad Yunus adalah seorang Professor ekonomi di Universitas Chittagong. Beliau adalah lulusan universitas Dhaka dan mendapatkan beasiswa Fulbright ke Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat untuk gelar Ph.D.nya dan meraih gelar Profesornya di Universitas Middle Tennessee State, Amerika Serikat.

Kamis, 22 Desember 2011

Setiap Usia itu Karunia untuk Sukses.

Kita mungkin sering kali mendengar ucapan; " Saya terlalu tua" atau "Saya terlalu muda", atau bahkan kita sendiri yang mengatakan hal tersebut. Ini adalah ciri dari penyakit dalih usia. Di mana penyakit ini membuat pengidapnya merasa tidak pernah berada pada usia yang tepat.

Orang dengan "penyakit" ini merasa usianya menghalanginya melakukan sesuatu,  melakukan perubahan dan berbagai macam hal lainnya. Dalih ini kadang menghalangi banyak orang  untuk membuka pintu-pintu peluang. Sehingga orang-orang ini bahkan tidak berniat untuk mencoba.

"Penyakit" ini dapat disembuhkan menurut Dr. Schwartz. Berikut adalah catatan dari tulisan Beliau.

Sabtu, 17 Desember 2011

Bagaimana Menghindari Dalih Kecerdasan Sebagai Penghambat Kesuksesan & Pengembangan Diri

The Magic of Thinking
Big bahasa Indonesia
Kita mungkin sering mendengar dalih kecerdasan dalam keseharian kita. Contohnya antara lain adalah: "saya kurang cerdas", "tentu saja dia bisa, dia lebih cerdas daripada saya", dsb.  Atau bahkan kita sendiri adalah pengidap "penyakit' ini.

Hal ini sebenarnya menunjukkan kesalahan kita dalam memahami kecerdasan. Ya, ada dua kesalahan dalam dalih kecerdasan ini, yaitu:
1. Kita merendahkan & meremehkan kekuatan otak kita sendiri, dan
2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain.

Karena kedua kesalahan ini, banyak yang sering meremehkan nilai diri sendiri. Orang-orang yang menderita penyakit ini terlalu khawatir, sehingga gagal untuk suatu tantangan tersebut karena merasa diperlukan otak yang cerdas untuk memenuhi penyelesaian tantangan tersebut. Akan tetapi datanglah orang yang tidak perduli mengenai kecerdasan, dan ia mendapatkan kesempatan tersebut.

Yang penting sebenarnya bukanlah berapa hebat kecerdasan kita, tetapi bagaimana kita menggunakan apa yang benar-benar kita miliki. Pikiran yang memandu kecerdasan kita jauh lebih penting daripada kuantitas kekuatan otak kita. Atau dikenal sebagai "Emotional Quotient" oleh David Goleman.

Kamis, 15 Desember 2011

Perkiraan risiko terjadinya dekubitus dengan Skala Braden

Dalam perawatan yang cukup lama, baik di bangsal rumah sakit maupun di rumah, terutama klien dengan keadaan kronis dan imobilisasi, risiko terjadinya dekubitus (pressure ulcer) akan meningkat. Maka diperlukan suatu perkiraan dan pencegahan terhadap dekubitus ini secara sistematis. Karena dekubitus dapat merugikan klien secara fisik dan materi, karena dapat mengakibatkan kerusakan tubuh dan memerlukan dana tambahan untuk melakukan perawat jaringan dekubitus tersebut. Dekubitus dapat memiliki dampak psikis, berupa Harga Diri Rendah dan beberapa efek lainnya.

Dalam mengidentifikasi risiko dekubitus, ada beberapa skala pengkajian risiko tersebut, antara lain; 1. Skala Gosnell, 2. Skala Norton, 3. Skala Braden. Ketiga skala ini bertujuan mengidentifikasi risiko tinggi-rendahnya kemungkinan untuk terjadinya dekubitus dan segera melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi dekubitus di kemudian hari sesuai tingkatan risiko.

Selasa, 13 Desember 2011

Ingin kulit sehat? Kulit keriput? Hindari merokok.

Merokok ternyata bukan hanya dapat mengganggu kesehatan sistem pernafasan serta jantung dan pembuluh darah kita. Ternyata rokok juga dapat mengganggu kelenturan kulit kita. Bahkan kadang perokok berat dapat terlihat lebih tua dari pada umur sebenarnya. Hal ini dikarenakan sifat rokok mencegah tubuh memproduksi Nitric Oxide. Fungsi Nitric Oxide adalah memperlebar pembuluh-pembuluh darah di kulit kita yang berfungsi mensuplai kebutuhan gizi kulit, sehingga kulit  dapat menjadi kencang salah satunya.


Nah dengan berhenti merokok, maka tubuh akan dapat memproduksi dan mendistribusikan Nitric Oxide dengan baik kembali. Dengan ini, maka distribusi gizi ke seluruh tubuh, dalam hal ini kulit akan lebih baik, sehingga Anda dapat mempertahankan kekencangan kulit Anda, bukan mempertahankan kekeriputannya.

Anda ingin kulit sehat? Tunggu apa lagi? Mari hindari rokok. :)

Jumat, 02 Desember 2011

Mencoba; bagian dari pembelajaran. Tak perlu takut!


Dalam hidup tak perlu takut untuk mencoba, walaupun risikonya adalah salah, gagal, dihina, mendapat cemoohan, ditentang, bahkan kadang merugi...karena semua itu adalah bagian dari proses pembelajaran sepanjang hidup, pembelajaran untuk sukses, pembelajaran untuk menjadikan manusia yang “lebih besar”, manusia yang lebih beradab, manusia yang lebih berilmu, atau seperti yang sering diungkapkan oleh Mario Teguh; menjadi ” Individu Super”, atau dalam pandangan saya; menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang lain; keluarga, agama dan masyarakat.

Semuanya adalah pembelajaran; sejak dalam buaian hingga liang lahat. Menjadi sukses, menjadi Individu Super atau apapun istilahnya semuanya bukanlah tujuan akhir, karena kesemuanya adalah bagian dari proses. Dikatakan proses karena kita harus selalu mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada prinsip kita masing-masing, sehingga kita harus selalu “memperbaharui” diri kita masing-masing untuk mengejar tujuan kita masing-masing tadi. Sehingga apabila kita tidak “memperbaharui” diri kita sendiri, “kesuksesan” bahkan diri kita sendiri bisa menjadi “kadaluarsa” dan tak akan lagi membawa manfaat kepada orang lain bahkan bagi diri kita sendiri.

Yakin kita bisa!!! Tetapkan tujuan!!! Saya yakin Anda BISA!!!YAKIN pada diri Anda sendiri!!!

Saya YAKIN kepada Anda, kenapa Anda tidak yakin pada diri Anda sendiri???
Ya, Anda pasti Bisa!!!

Tanamkan sifat Guru dan Murid dalam setiap Pribadi Kita.


Sifat Guru dan Murid adalah sifat di mana setiap individu siap belajar; belajar dari mana saja, dari siapa saja, kapan saja dan tentang apa saja dengan suatu “filter” dari prinsip internal kita serta siap mengajarkan dan mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya kepada siapa saja, di mana saja dan kapan saja untuk kepentingan masyarakat banyak. Sehingga tercapai pola pembelajaran sepanjang hayat dan juga tercapai kemanfaatan diri bagi orang lain, seperti yang diajarkan oleh Baginda Muhammad SAW dan Para Nabi sebelum beliau, termasuk Yesus (Nabi Isa AS), Yohanes Pembaptis (Yahya AS), Yosef (Yusuf AS), Musa AS, Abraham (Ibrahim AS), dst.


NB :

Inti pemikiran diambil dari pemikiran KH Ahmad Dahlan, Bapak Pendiri Muhammadiyah, bapak pemurni dan pembaharu Islam Indonesia, Salah 1 tokoh pejuang Nasional Indonesia dan tokoh pendidikan Indonesia. Secara khusus dengan pengembangan oleh penulis ( Jeri Ripaldon).

Akar Krisis Dimensional Pada Indonesia Kita Tercinta

Acara-acara televisi...hingga iklan-iklan nya...film produksi dalam negeri...hampir smuanya berisi ataupun setidaknya menyisipkan materi pornografi...hedonisme...kekerasan...kebebasan yg terlampau bebas...tindakan-tindakan amoral...(dengan alasan pangsa pasar yg menghendaki nya, memiliki nilai jual tinggi,menarik minat penonton dg hasil akhir yaitu pemasukan kas yg meroket ataupun kebebasan berpendapat/berekspresi/kebebasan pers/penyiaran yg berlebihan, dsb)...sehingga semuanya banyak tersimpan di alam bwh sadar kita...terutama anak-anak dan remaja...

Sehingga jangan heran kalau terjadi perilaku-perilaku menyimpang di masyarkat kita dewasa ini,rusuh, pengrusakan, kekerasan, perilaku seksual menyimpang, perilaku seks bebas, hingga akhirnya korupsi, kolusi, mafia hukum dsb yg awalnya berasaskan pada hedonisme (perilaku yg mengikuti hawa nafsu secara mutlak; termasuk akan harta sehingga berakhir pada bangsa konsumtif yang hanya bersifat membeli barang-barang produksi bangsa lain, dengan hanya bisa memproduksi sedikit barang-barang yang kompetitif secara mandiri, mencari uang dengan menjual hasil alamnya tanpa mempedulikan lingkungan dan tanpa bs mensejahterakan masyarkat sekitarnya dan bangsa ini secara utuh, karna perjanjian yg sangat tidak menguntungkan bangsa Indonesia sendiri, justru menguntungkan pihak-pihak kapitalisme baik luar maupun dlam negeri).

Inilah akar permasalahan krisis multidimensional ini kita selama ini,hingga negara kita susah maju mengimbangi negara-negara lain.

Media kita terlalu liberal...bahkan terlalu dan jauh sangat liberal dibandingkan dengan Amerika Serikat sendiri yang secara tegas membatasi tayangan-tayangan tertentu pada waktu-waktu yang tidak dapat diikuti oleh anak-anak...ataupun memang dibatasi secara mutlak...dan kesadaran orang tua akan pemilahan mana yang layak maupun yg tidak layak dan bersedia mendampingi anak-anak mereka saat menonton televisi, itulah yang terjadi di negara adikuasa yg maha liberal itu telah cukup baik dlm pengawasan medianya maupun penanaman kesadaran akan pentingnya pendampingan orangtua atas tontonan anak-anaknya.

Bagaimana dengan Indonesia? Kebijakan-kebijakan telah dibuat...Komisi Penyiaran telah dibentuk...lembaga sensor telah didirikan...sangsi-sangsi telah ditetapkan...tapi implementasi nya masih sangat dipertanyakan...sehingga sangat tidak efektif di lapangan. 

Akhir kata kesadaran orang tua dan manusia-manusia dewasa lainnya sangat diperlukan pada keadaan bangsa kita sekarang ini dalam pengawasan,pendampingan, dan memberikan pemahaman-pemahaman akan tontonan yg divisualisasi anak-anak dalam segala bentuknya dewasa ini...sehingga anak-anak Indonesia hanya akan menyimpan hal-hal baik yg telah disaring pada memori alam bawah sadar nya, sehingga mempengaruhi pola pikirnya, perilaku, sikap, pemahaman, prinsip hidupnya kelak dengan catatan, kita; orang dewasa tanpa harus bersikap overprotective, tetapi brsikap sebagai pengawas dan pembimbing.

Nuun wal qalami wamaa yasthuruun...billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat.....

"Merantaulah"; Imam Syafi'i

"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang"

"Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang"

"Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan mendapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran"

"Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam. Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang"

"Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang. Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan"


(Pesan Otentik Imam Syafi'i dalam novel "Negeri 5 Menara"; karya A. Fuadi).

Aku memang bukan pengikut dari salah satu Mazhab, termasuk Imam Syafi'i, aku mengembalikan semuanya pada Al Qur'an dan Al Hadist tanpa harus terikat pada salah satu Mazhab, pendapat siapa yang paling sahih (valid); itu yang ku ikuti, tetapi pesan Imam Syafi'i ini begitu indah...sungguh indah... :)

Kamis, 20 Oktober 2011

Public Speaking II-Beautiful Mind-Memahami Identitas Diri


     Memahami identitas diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri sebagai seorang pembicara. Kita harus memberi identitas diri yang positif dari berbagai dimensi, baik dari dimensi peran, mental maupun interpersonal.
     Bagi seorang pembicara, keyakinan tentang “Saya ini orang seperti apa”, akan menentukan kekuatan kata-kata kita.
     Contohnya apabila seseorang mencintai pekerjaannya, mencintai kehidupan, dan orang-orang di dalamnya. Maka ia akan menjadi sosok pembicara yang energik, ramah dan meyenangkan. Karena apabila kita memiliki gairah (passion) terhadap apa yang sedangkan kita kerjakan, akan sangat sukses dalam usahanya untuk mencapai tujuannya, misalnya tujuan komunikasinya. Dan sebaliknya, apabila kita memandang diri secara negatif, maka yang akan berbicara adalah sosok yang cenderung kaku, nervous, dan tidak percaya diri.
     Ketika kita mendapati belum sepenuhnya memandang diri sendiri secara positif, apa yang harus dilakukan? Pertama, pertimbangkan kemungkinan bahwa kita harus melihat diri sendiri dari satu segi saja, atau dari suatu hati sesaat, di mana kita sedang merasa tidak nyaman akan diri sendiri. Kita mungkin belum melihat diri secara lebih obyektif dan lebih luas dengan mempertimbangkan berbagai dimensi. Kita bisa jadi hanya menilai dari perasaan spontan yang saat ini sedang kita rasakan tentang diri sendiri.

     Cobalah menulis pada secarik kertas berdasarkan pemikiran spontan:
     
Siapakah diri Anda?

Saya adalah ...............................................................................................................
     ...............................................................................................................
     ...............................................................................................................     Dst


     Kemudian, lihatlah diri kita dari dimensi-dimensi yang lebih luas. Kita bisa meminta rekan atau orang terdekat untuk membantu mengenali identitas diri dari berbagai dimensi, meliputi:
1.      Dimensi Peran. Peran apa saja yang kita lakukan dalam menjalankan pekerjaan? Sebagai pengajar? Pemilik usaha? Suami, tetangga, atau sebagai ayah? Apa saja dari peran-peran tersebut yang telah kita lakukan dengan baik dan dapat kita tambahkan dalam identitas diri kita sehingga didapatkan gambaran yang lebih baik dan lebih positif tentang Anda?
2.      Dimensi Mental. Apa saja inspirasi yang dapat kita berikan dari penghayatan akan pekerjaan kita? Apakah kita juga membantu orang lain untuk menjadi lebih baik?
3.      Dimensi Interpersonal. Bagai mana car kita berhubungan dengan orang-orang di sekeliling kita? Apakah kita pribadi yang menyenangkan, ramah atau hangat? Ataukah kita terkenal sebagai pribadi tertutup, dingin kasar?


“What a man thinks of himself, that it is which determines or rather indicates his fate”.
--Henry David Thoreau--


Perkaya identitas diri Anda dengan mengelaborasi 3 dimensi di bawah ini:

Dimensi peran:
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...........................................................................................................dst

Dimensi mental:
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...........................................................................................................dst

Dimensi interpersonal:
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...........................................................................................................dst

Coba sekarang tuliskan kembali identitas diri Anda sebagai seorang pembicara lengkap dengan dimensi-dimensi yang sudah diperkaya.

Saya adalah seorang pembicara yang............................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...........................................................................................................dst



"The man who acquires the ability to take full possesion of his own mind may take possesion of anything else to which he is justly entitled".


--Andrew Carnegie--




Baca juga artikel sebelumnya buat ngenalin kelebihan dan kekurangan kita di sini: Personal Mapping dalam Public Speaking.


Sumber:

Sriwijono, Alexander; Parengkuan, Erwin & Tumewu, Becky.TALK-Inc points; kekuatan mental, ketepatan kata dan totalitas bahasa tubuh untuk menjadi pembicara profesional. 2009. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

1. Personal Mapping dalam Public Speaking

     Untuk menjadi pembicara yang baik dan tidak membosankan, pertama-tama kita harus mampu mengenali diri kita sendiri. Baik kelebihan maupun kekurangannya. Kelemahan apabila kita kelola dengan cerdas dapat menjadi kelebihan di kemudian hari. Sebelum melanjutkan bacaan ini, cobalah menulis di secarik kertas tentang kelebihan & kekurangan kita masing-masing dalam public speaking untuk memaksimalkan kelebihan & meningkatkan kekurangan menjadi kelebihan ke depannya.
Contoh:
Kelebihan saya adalah:
1. ........................................................
2. ........................................................
3. ........................................................dst

Kekurangan saya adalah:
1. ........................................................
2. ........................................................
3. ........................................................
dst

     Contoh nyata dalam sejarah tentang pemanfaatan kekurangan menjadui kelebihan di antaranya adalah pengalaman Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris yang begitu melegenda itu. Beliau pada saat di kelas 8 sangat payah dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, sehingga beliau sering kali tidak lulus dalam ujian, sehingga tentu saja akan sangat "payah" dalam public speaking. Akan tetapi dengan cerdasnya beliau menjadikan kelemahannya tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Pada saat dewasa & beliau telah menjadi orator andal, beliau berujar; "Karena lama tinggal kelas, saya jadi mendapatkan banyak keuntungan dari teman-teman yang lebih pandai, dan saya semakin rajin berusaha menguasai struktur dan pokok dalam kalimat-kalimat Bahasa Inggris".

     Selanjutnya kita melanjutkan pada 13C sebagai kualitas yang harus dimiliki seorang pembicara, yaitu sebagai berikut:
  • Confidence
       Confidence jelas adalah kepercayaan diri. Kenapa kepercayaan diri? Karena    kepercayaan diri akan memperngaruhi penampilan kerja seseorang. Pada saat kita memasuki ruangan menjadi pembicara, audiens langsung menilai kita secara subyektif. Audiens ingin mendengarkan pembicara yang percaya diri & rileks, sehingga audiens merasa nyaman dalam mendengarkan paparan yang disampaikan. Pembicara yang percaya diri pun akan mudah blending  dengan audiens dan dapat dengan cepat mengalirkan positive values  kepada audiens, sehingga komunikasi menjadi efektif.
  • Construction
      Construction adalah bagaimana kita mempersiapkan bahan yang akan kita sampaikan, kematangan materi, fakta, data, naskah, kerangka pikir, hingga latihan praktik berbicara dan hal-hal lainnya. Sehingga kita benar-benar yakin apa yang akan kita sampaikan akan bermanfaat & menarik bagi audiens.

  • Credibility
      Credibility adalah sikap menjaga, mengembangkan & menunjukkan kompetensi kepada audiens. Hal ini untuk membangun kepercayaan kepada para audiens atas apa yang kita katakan.
  • Capture
      Yang dimaksud dengan capture adalah bagaimana kita dapat memberikan kesan, terutama kesan pertama yang positif pada saat kita menyampaikan materi. Misalnya dengan membuka sesi dengan cara-cara kreatif, lucu, yang mengejutkan atau menantang. Dalam artian memberikan kesan secara emosional, sehingga audiens menjadi tertarik akan materi dengan penuh perhatian.

  • Connection
     Connection  adalah bagaimana pembicara dapat menyatu dengan para hadirin. Cara-caranya antara lain adalah dengan melihat dari sudut pandang audiens, memahami kebutuhan audiens serta dapat membuat audiens terlibat aktif.
  • Coherence
      Coherence dapat difahami sebagai penyampaian materi haruslah secara terorganisir dengan baik, yaitu jelas struktur dan alurnya. Sebuah pidato haruslah dimulai dari pembukaan, isi, dan penutup. Inilah yang dikatakan struktur, sedangkan alur adalah bagaimana kita pindah dari satu bagian ke bagian yang lainnya secara berurutan, sehingga mudah difahami, mudah diingat & mudah diikuti dan dinikmati
  • Cogency
      Cogency adalah menyajikan materi dengan menyakinkan dengan dukungan data, informasi & pengetahuan yang benar serta akurat. Argumen yang diajukan haruslah masuk akal, sehingga dapat diyakini & dapat diwujudkan menjadi kenyataan.
·        Content
      Content  adalah teknik untuk membuat materi yang berhasil mencapai sasaran. Misalkan tujuan kita untuk menghibur, kita harus dapat membuat materi yang menghibur bagi audiens.
·        Channel
      Channel adalah alat bantu untuk menyampaikan materi yang dibawakan, sehingga audiens gampang untuk mengingat & memproses materi yang disampaikan. Alat bantu tersebut dapat berupa alat audio visual, data statistik, testimoni, contoh/cerita/anekdot dan fakta-fakta.


·        Character
      Character adalah adalah teknik komunikasi nonverbal, yaitu maksimalisasi bahasa tubuh dan ekspresi wajah kita dalam berkomunikasi, sehingga dapat menyampaikan bahasa verbal kita secara meyakinkan. Contohnya kita menyapa tamu dengan mengucapkan senang berjumpa dengan Anda, tetapi kita memasang ekspresi cemberut, kontak mata negatif, maka audiens akan cenderung kebingungan antara keduanya yang bertolak belakang.
·        Conversation
      Conversation adalah teknik membuat kata-kata yang mudah diingat dan menghindari sesuatu yang multitafsir.
·        Creativity
      Creativity  adalah teknik dalam membuat sesi-sesi yang menjenuhkan menjadi menyenangkan dan berwarna sehingga audiens menjadi tertarik dan terlibat. Kreatifitas dapat dituangkan melalui humor, permainan, tanya-jawab, dst.
·        Conclusion
Conclusion  adalah bagaimana kita dapat memberikan kesan yang kuat dalam menutup materi dan memberikan kesimpulan-kesimpulan.




Baca juga materi selanjutnya: Public Speaking II - Beautiful Mind

Sumber:
Sriwijono, Alexander; Parengkuan, Erwin & Tumewu, Becky. TALK-Inc points; kekuatan mental, ketepatan kata dan totalitas bahasa tubuh untuk menjadi pembicara profesional. 2009. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Senin, 28 Februari 2011

Bahaya Rokok dalam beberapa Aspek

1.Asap Rokok Mengandung lebih dari 4.800 jenis bahan kimia berbahaya dan 60 di antaranya berifat Karsinogenik (penyebab Kanker) pada hewan dan manusia. Diantaranya Aspal sebagai bahan pembuat jalan, Arsenic terdapat dalam racun Tikus, Amoniax ditemukan dalam Pembersih lantai, Aseton ditemukan dalam sebagai bahan cat kuku, Asam Sulfat sebagai bahan Aki, dsb (IARC, 2004 dalam Idris dan Hartamto 2006 : 41; Dunnington, 1993 dalam Jacobs, 1997).

2.Bahan beracun lebih banyak terdapat dalam asap rokok yang diisap perokok pasif dari pada yang diisap perokok aktif. Contoh: CO 5 x lipat, benzopirin 3x lipat dan amonia 50 x lipat dibanding asap rokok perokok pasif (Yusuf dan Saad (1991) dalam Idris dan Hartamto (2006 : 41)).

3.Asap rokok dapat menurunkan kuantitas (jumlah) dan kualitas sperma pada perokok aktif maupun pasif (Idris, Bhanu dan Hartamto, 2006 : 70).

4.Pria Perokok mengalami penurunan jumlah sperma dan munculnya berbagai abnormalitas sperma dalam segi bantuk maupun pergerakan. Zat kimia dalam rokok dapat menyebabkan gangguan vaskuler (pembuluh darah). Pembuluh darah penting dalam suplai darah untuk fungsi kerja organ, karena suatu organ tidak dapat berfungsi normal tanpa suplai darah yang baik. Aturan ini berlaku pula untuk TESTIS (Buah Zakar). Sehingga merokok dapat mengakibatkan penurunan suplai darah pada TESTIS sehingga dapat terjadi penurunan fungsi kerja pada TESTIS yang BERFUNGSI MEMPRODUKSI SPERMA, yang berakibat menghasilkan jumlah sperma dan kualitas sperma yang kurang. Sehingga dapat terjadi INFERTIL (MANDUL) (Suresh (2004) dalam Idris, Bhanu dan Hartamto, 2006 : 72).

5.Pada prinsipnya penyebab IMPOTENSI sama dengan penyebab Infertil, yaitu zat kimia pada rokok dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah dan gangguan pada pelepasan Nitric Oxide (NO). Yang mana apabila terjadinya gangguan ini, maka PEMBULUH DARAH PADA PENIS TIDAK DAPAT MELEBAR SEHINGGA PENIS TIDAK DAPAT EREKSI, sehingga dapat terjadi Impotensi. Karena prinsip ereksi adalah pelebaran pembuluh darah penis oleh NO, sehingga pembuluh darah dan Corpus Cavernosum penis dipenuhi oleh darah yang berujung pada Ereksi. Apabila hal ini terganggu, DAPAT TERJADI IMPOTENSI AKIBAT ROKOK (Guyton dan Hall, 2008 : 1054; Oz dan Roizen, 2009 : 196-198).

6.Rokok Sebagai salah satu PENINGKAT RISIKO PENYAKIT JANTUNG dan STROKE. Mekanismenya masih sama seperti di atas, dengan cara terjadi penyempitan pembuluh darah. Pada jantung maupun pada organ lain, termasuk daerah otak. Sehingga dapat terjadi penurunan suplai darah hingga dapat terjadi penyumbatan pembuluh darah pada daerah-daerah ini. Yang dapat berakibat pada serangan jantung maupun Stroke. Sedangkan gangguan ringan dapat berupa penurunan kemampuan berkonsentrasi, penurunan daya ingat (pelupa/kepikunan), mudah lelah (akibat menurunnya suplai darah pada jantung) (Price dan Wilson, 2006; Oz dan Roizen, 2009).

7.Kanker Paru adalah salah satu efek dari rokok yang jelas-jelas mengandung bahan-bahan beracun dan bersifat karsinogenik (pencetus kanker). 85% dari penyebab kanker paru adalah merokok. Konsumsi 10 batang rokok per hari meningkatkan 10 x lipat risiko kanker paru, 30 batang per hari meningkatkan 20 x lipat risiko kanker paru. (Underwood, 1999 : 276; Price dan Wilson, 2006 : 843).

BERITA BAIKNYA adalah seseorang yang berhenti merokok akan memiliki penurunan risiko yang sama dengan orang yang tidak pernah merokok Berhenti merokok sekarang,Kesehatan Anda terjaga di masa depan

PEROKOK memiliki hak untuk merokok, begitu pula NON PEROKOK memiliki hak untuk tidak terpajan pada asap Rokok, maka bijaklah untuk tidak merokok pada tempat umum (Rumah Sakit, Sekolah, Perkantoran, Pasar, Kendaraan Umum, dsb) demi toleransi hak masing-masing baik perokok maupun non perokok.



Daftar Rujukan:

Guyton, Arthur C dan Hall, Jhon E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Idris, Rosila dan Hadi Hartamto. 2006. Pengaruh Asap Rokok Kretek Terhadap Imunitas Seluler Tikus Betina Strain LMR dalam Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 10, No. 2 September 2006. Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Univeritas Indonesia.

Idris, Rosila; Bhanu dan Hartamto, Hadi. 2006. Logam Berat, Radiasi, Diet, Rokok, Alkohol dan Obat-Obatan sebagai Penyebab Infertilitas Pria dalam Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 10, No. 2 September 2006. Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Univeritas Indonesia.

Jacobs, Marjorie. 2010. From the First to the Last Ash: the history, Economic & Hazard of Tobacco. Cambridge : Department of Public Health grant to The Cambridge Tobacco Education Program. www.healthliteracy.worlded.org.

Oz, Mehmet C Dan Roizen, Michael F. 2009. Sehat Tanpa Dokter; Panduan Lengkap Memahami Tubuh Agar Tetap Sehat dan Awet Muda. Bandung : Mizan.

Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Underwood. J.C.E. 1999. Patologi;Umum dan Sistemik.Jakarta : EGC.