sumber: kompas.com |
Bagaimana sebenarnya olahraga
yg ideal di tengah wabah yang masih berlangsung ini? Menggunakan masker kah?
Atau aman-aman saja tanpa masker?
Nyaris 2 tahun sudah wabah COVID-19 terjadi di negara kita, pelajaran apa yang
bisa kita tarik dari penelitian para ahli tentang cara masyarakat kita
berolahraga selama wabah; baik dengan menggunakan masker dan tidak menggunakan
masker.
Di kalangan ahli, terjadi pro & kontra terkait penggunaan masker selama berolahraga. Agar menjadi lebih ilmiah memandang masalah ini, sebaiknya kita lihat dari salah satu jurnal penelitian ilmiah berikut:
Mari kita lihat penelitian Fikenzer et al dalam jurnal Clinical Research in Cardiology pada 2020 melakukan penelitian pada 12 orang laki-laki sehat. Setiap partisipan penelitian diuji secara randomized untuk berolahraga tanpa masker, dengan masker medis dan dengan masker N95 / FFP2.
Kemudian 12 partisipan tersebut dalam 36 kesempatan tersebut (tanpa masker, menggunakan masker medis & N95/FFP2), peneliti memonitor respon jantung-paru dan metabolisme partisipan penelitian menggunakan ergo-spirometry dan impedance cardigraphy. Sedangkan 10 (sepuluh) area nyaman / tidak nyaman menggunakan masker selama olahraga fisik diukur dengan kuisioner.
Hasilnya:
a. VO2Max yaitu volume maksimum O2 per-Kg berat badan pada kinerja maksimal pada paru turun – 5% dengan menggunakan masker medis dan -13% saat menggunakan masker N95/FFP2
b. Ventilasi atau keluar-masuknya udara ke paru turun sebanyak -11% saat menggunakan masker medis dan turun -23% pada penggunaan masker N95/FFP2
c. Efek pada jantung dinilai oleh peneliti pada sinyal elektrik jantung partisipan. Masker medis hanya menurunkan -5% dan N95 hanya menurunkan -10%. Menurut para peneliti hal ini tidak berpengaruh besar pada individu sehat, masih dapat dikompensasi oleh jantung yang sehat. AKAN TETAPI dapat berbahaya pada individu dengan masalah jantung, sehingga kompensasi jantung ada kemungkinan tidak dapat dicapai.
d. Kemudian pada maximum power (Pmax) terjadi penurunan pada -3% pada penggunaan masker medis dan penurunan -5% pada penggunaan masker N95/FFP2. Hal ini disebabkan menurunnya fungsi-fungsi paru pada point a & b, yang menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam darah; sehingga mengganggu kinerja otot secara umum, termasuk otot jantung dan paru. DAPAT berbahaya bagi individu dengan masalah jantung.
e. Ketidaknyamanan juga diukur oleh peneliti saat
menggunakan masker, meliputi: panas, lembab, sesak, terlalu ketat dan banyak
lainnya
sumber: Sven Fikenzer et al. Effects of surgical and FFP2/N95 face masks on cardiopulmonary |
exercise capacity.Clinical Research in Cardiology, 2020. |
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah terjadi penurunan kinerja, terutama pada fungsi paru saat kita
berolahraga dengan masker (baik medis maupun N95). Pada individu sehat hal ini
dapat dikompensasi dengan cukup baik.
Lantas bagaimana individu sehat yang berolahraga menggunakan masker?
Karena efek jangka pendeknya menjadi cukup berpengaruh signifikan, maka
dipercaya secara jangka panjang olahraga dengan menggunakan masker (medis /
N95) dapat mempengaruhi masalah kesehatan jantung dan paru kemudian hari; sebab
dikhawatirkan selama berolahraga jantung bekerja maksimal tapi mengalami kekurangan
supply oksigen; sehingga jika terjadi berulang-ulang kali dalam waktu jangka panjang
akan berisiko bagi kesehatan jantung itu sendiri.
Solusinya bagaimana kira-kira yang
terbaik?
Pengalaman saya pribadi saat saya berolahraga menggunakan masker medis, memang performa saya turun, cepat lelah, nafas lebih pendek-lebih cepat dan VO2max saya turun (di applewatch)
Solusi terbaik BUKAN berolahraga tanpa masker tentunya.
Pengalaman saya adalah mengatur strategi waktu dan lintasan
olahraga (tempat).
Contoh saja dari sisi waktu kita kenali kapan waktu yang ramai. Misalkan saya waktu pagi jam 05.00-06.00 di area yang saya rencanakan olahraga memang sepi / lengang, maka pada sekitar jam itulah saya jogging, atau jika olahraga sepeda keliling saya bisa juga sepedaan jam
21.00 ke area perumahan yang tidak terlalu padat.
Sehingga masker tidak selalu harus
terpasang dalam mayoritas waktu olahraga, karena kita berolahraga di tempat yang lengang. Saya hanya
menggunakan masker sebentar jika memang melewati orang lain waktu jogging atau sewaktu berhenti sebentar di lampu merah saat berolahraga bersepeda (biasanya banyak pengendara
motor tidak menggunakan masker).
Jadi dengan strategi ini kita mengatur
waktu & area kita olahraga, maka sangat membantu kita tetap dapat berolahraga dengan
tenang dan tidak memaksa jantung-paru kita bekerja ekstra yang bisa berbahaya
kemudian hari.
Kebutuhan berolahraga jadi tercapai, protokol
Kesehatan juga dapat dipenuhi dengan mudah dan aman.
Selaras dengan arahan dari WHO
berikut:
Tetap 3M:
Mencuci Tangan
Menggunakan Masker
Cerita juga pengalamannya yuk di kolom komentar biar semakin bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar