Healthcare Associated
Infections (HAIs) yang pada
masa lampau dikenal dengan istilah “infeksi nosokomial” adalah kejadian infeksi
yang didapat di pelayanan kesehatan di mana tidak adanya
masa inkubasi saat pasien masuk dan terjadi
setelah pasien dirawat
dan/atau
pulang, hingga 30 hari apabila tanpa
implant dan 90 hari dengan implant.
Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infections (SSI) atau dulu dikenal sebagai Infeksi
Luka Operasi (ILO) adalah suatu kejadian yang merupakan bagian utama dari HAIs
itu sendiri.
Dan di negara berkembang; seperti Indonesia, risiko HAIs
dan IDO meningkat 20 kali lebih tinggi kemungkinannya dari negara maju. Yang
berarti sangat mengkhawatirkan keadaanya; karena negara maju sekelas Inggris
saja angka IDO nya adalah 15.9%, sedangkan Indonesia tidak terdapat data
terpadu tentang kasus HAIs sehingga sulit untuk mengetahuinya secara pasti.
Untuk mencegah IDO ada beberapa tahapan dari sekain
banyak tahapan, seperti tahapan Pre-Op, Intra Op, Post-Op, dan tak terkecuali
alat-bahan-sarana-prasarana yang harus disiapkan dengan perlakuan khusus.
Pada tulisan saya kali ini, kita akan membahas pencegahan
IDO pada fase Pre-Operasi
Pencegahan
IDO pada fase Pre-Operasi
Pencegahan IDO pada fase pre-operasi adalah fase penting
untuk menyiapkan pasien yang akan dilakukan operasi agar tidak menderita IDO
setelah mendapatkan perlakuan bedah.
Apa saja yang harus dilakukan untuk pasien pre-operasi
untuk mencegah IDO?
Yang paling mendasar kita perlu perhatikan pada pasien
pre-operasi adalah Bundles CATS untuk mencegah IDO.
Apa itu CATS? Kucing? Betul mungkin kucing. J seperti apakah
CATS itu? Berikut uraiannya:
Clippers.
Rambut / bulu tidak perlu dicukur, kecuali menghalangi/mengganggu
lapangan operasi. Dan apabila diperlukan pencukuran, pencukuran disarankan untuk menggunakan Electircal Clippers dengan kepala cukur sekali pakai (single use) yang dapat
diganti.
Jangan mencukur dengan silet atau pencukur kumis yang
berbahan silet / razor, karena dapat
mengakibatkan menyebabkan lecet/iritasi yang dapat mengarah pada IDO.
Hasil penelitian Seropian pada 1971 |
Mencukur dengan razor
dapat meningkatkan risiko infeksi
sebanyak 1,3%. Sedangkan mencukur dg Electrical
Clippers hanya berisiko sebanyak 0.4% pada IDO.
Dan Semakin jauh jarak antara pencukuran dan saat
operasi, semakin meningkatkan risiko IDO. Saat
terbaik untuk mencukur menurut penelitian oleh Seropian
& Reynolds adalah beberapa saat sebelum operasi, yang risikonya hanya setinggi 3.1%.
Sedangkan mencukur pada ≤ 24 jam sebelum operasi meningkatkan risiko IDO
sebanyak 7.1% dan yang tertinggi adalah mencukur >24 jam sebelum operasi
setinggi 20%
Apabila diperlukan, diberikan antibiotik profilaktik
sebelum operasi.
Waktu pemberian antibiotik profilaksis adalah adalah 1
jam sebelum operasi/insisi. Karena 1 jam setelah pemberian adalah waktu obat
bereaksi mencapai kadar efektif dalam jaringan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.
Pemberian adalah pemberian tunggal (sekali pemberian). Dosis
pemberian sama dengan dosis terapeutik.
Frekuensi pemberian antibiotik profilaksis dapat diulang
apabila operasi lebih dari 3 jam dan/atau terjadi perdarahan lebih dari 1.500
ml.
Dan dapat diperpanjang pemberiannya hingga 24 jam
post-operasi. Dan tidak lebih dari 24 jam tersebut pemberian antibiotik
profilaktik pada kasus bedah yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda
infeksi.
Antibiotik profilaksis tidak berlaku pada operasi kotor
dengan infeksi, yaitu; perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau
traktus respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang melewati daerah
purulen (inflamasi bakterial), atau operasi luka terbuka > 4 jam atau
jaringan non vital yang luas atau nyata kotor.
Pada kasus operasi kotor dengan infeksi antibiotik yang
diberikan adalah antibiotik terapi, baik
pada pre dan post operasi. Dan diupayakan pemberian antibiotik berdasarkan
pendekatan definitif dan berdasarkan peta kuman rumah sakit.
Temperature
Pasien sebelum dilakukan operasi harus dipastikan suhunya
dalam keadaan suhu normal tubuh (Normothermi 36,5o C-37,5o C),
termasuk saat intra dan post operasi. Tidak boleh hipotermi dan/ataupun
hipertermi, baik selama pre-op, intra-op dan post-op.
Hipotermi dapat meningkatkan risiko infeksi 2 kali lipat.
Maka pasien dalam suhu kamar operasi yang dingin, sebaiknya dihangatkan dalam
batasan capaian suhu normothermi tubuh pasien untuk menghindari berkembangnya
risiko penginkatan IDO dengan menggunakan Intraoperative/warming blankets.
Intraoperative/warming blankets.
|
Sugar
Apabila gula darah tinggi/rendah, segera koreksi untuk
mencegah kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan dalam keadaan
pre-post-operasi.
Secara garis besar, CATS adalah pencegahan IDO yang
paling utama. Karena IDO paling terpengaruh dari CATS.
Sedangkan tambahan lainnya dalam pencegahan IDO adalah
sebagai berikut:
- Saat ditemukan tanda infeksi, kalau memungkinkan untuk mengobati terlebih dahulu penyakit infeksinya. Sehingga tidak akan berpengaruh pada hasil operasi.
- Pasien mandi pre-operasi sore sehari sebelumnya dan pagi pada saat akan operasi. Pasien mandi dengan cairan sabun chlorhexidin 2-4%. Begitupun pada pasien dengan hambatan mobilitas, tetap melakukan mandi dengan bed bath (diseka) dengan cairan sabun chlorhexidin 2-4%.Dengan sifat antimikroba dan residu yang dimiliki chlorhexidin diharapkan akan menurukan jumlah mikroba di permukaan tubuh pasien dan mencegahnya bereplikasi sebagai efek dari residual chlorhexidin. Yang pada akhirnya bertujuan untuk mencegah IDO.
Contoh tissue penyeka/mandi pasien mengandung Chlorhexidine 2%
- Menyarankan pasien operasi elektif untuk berhenti merokok 30 hari sebelum operasi. Karena rokok menurunkan distribusi oksigen dan mengganggu sistem cardio-pulmonary, yang dapat mengganggu proses pemulihan yang berujung kepada lambatnya penyembuhan luka dan mengarah pada IDO.
- Masa rawat inap sesingkat mungkin dan cukup waktu untuk persiapan operasi yang memadai dan post-operasi. Sehingga interaksi dengan lingkungan pelayanan kesehatan dapat dikurangi. Hal ini perlu karena semakin lama kontak dengan lingkungan pelayanan kesehatan, risiko infeksi semakin meningkat. Sebab lingkungan rumah sakit adalah lingkungan infeksius yang dikendalikan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan infeksi tetapi tetap berisiko tinggi terhadap HAIs.
Demikian sekelumit pembahasan mendasarkan tentang
pencegahan Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical
Site Infections (SSI) dengan menggunakan bundles CATS dan sedikit tambahan lainnya
untuk pencegahan IDO/SSI. Semoga tulisan ringan ini dapat membawa manfaat bagi
praktisi kesehatan yang sering terlibat dalam kasus infeksi dan bagi yang
terlibat dalam proses tindakan operasi serta bagi level manajerial dapat
memahami keperluan dan urgensi dari pencegahan dan pengendalian kasus IDO.
IDO bukan lagi menjadi momok dan disembunyikan data dan
keberadaannya, tetapi harus diketahui “keberadaannya” dan dicegah-kendalikan
agar tidak sampai terjadi IDO dengan segala kebijakan, kelengkapan
alat-bahan-fasilitasnya dan dengan pendidikan-pelatihan yang tepat untuk
mencapai pelayanan yang tepat guna, sehingga tidak boros dan memberikan image negatif bagi pihak pemberi
pelayanan kesehatan.
Mari bersama kita cegah dan kendalikan Healthcare Associated Infections (HAIs)
demi pelayanan kesehatan Indonesia yang lebih baik. Salam PPI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar