Halaman

Senin, 28 Februari 2022

Olahraga menggunakan masker, berbahayakah?

sumber: kompas.com
Menjaga kebugaran badan dengan olahraga tentu sangat dianjurkan, bahkan di tengah wabah seperti sekarang; bahkan sangat membantu meningkatkan imun tubuh. 

Bagaimana sebenarnya olahraga yg ideal di tengah wabah yang masih berlangsung ini? Menggunakan masker kah? Atau aman-aman saja tanpa masker?

Nyaris 2 tahun sudah wabah COVID-19 terjadi di negara kita, pelajaran apa yang bisa kita tarik dari penelitian para ahli tentang cara masyarakat kita berolahraga selama wabah; baik dengan menggunakan masker dan tidak menggunakan masker.

Di kalangan ahli, terjadi pro & kontra terkait penggunaan masker selama berolahraga. Agar menjadi lebih ilmiah memandang masalah ini, sebaiknya kita lihat dari salah satu jurnal penelitian ilmiah berikut:

Mari kita lihat penelitian Fikenzer et al dalam jurnal Clinical Research in Cardiology pada 2020 melakukan penelitian pada 12 orang laki-laki sehat. Setiap partisipan penelitian diuji secara randomized untuk berolahraga tanpa masker, dengan masker medis dan dengan masker N95 / FFP2.

Kemudian 12 partisipan tersebut dalam 36 kesempatan tersebut (tanpa masker, menggunakan masker medis & N95/FFP2), peneliti memonitor respon jantung-paru dan metabolisme partisipan penelitian menggunakan ergo-spirometry dan impedance cardigraphy. Sedangkan 10 (sepuluh) area nyaman / tidak nyaman menggunakan masker selama olahraga fisik diukur dengan kuisioner.


Kamis, 10 Februari 2022

Penyakit Pernafasan, tapi Kenapa Tangan yang Harus Dicuci?

Mikroba (bakteri, virus) penyebab penyakit jelas tidak mampu bergerak secara bebas dengan mudah dalam radius yang jauh.

Siapa yang mampu bergerak bebas?
Tentu manusia & hewan yang mampu bergerak bebas dalam radius yang jauh, hingga antar pulau, negara dan benua.

Maka kita lah sebagai “pembawa “ (host) yang dapat membawa dan menyebarkan dari 1 titik ke titik lain.

Selasa, 20 Desember 2016

Pencegahan Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada fase Pra-Operasi


Healthcare Associated Infections (HAIs) yang pada masa lampau dikenal dengan istilah “infeksi nosokomial” adalah kejadian infeksi yang didapat di pelayanan kesehatan di mana tidak adanya masa inkubasi saat pasien masuk dan terjadi  setelah pasien dirawat dan/atau pulang,  hingga 30 hari apabila tanpa implant dan 90 hari dengan implant.


Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infections (SSI) atau dulu dikenal sebagai Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah suatu kejadian yang merupakan bagian utama dari HAIs itu sendiri.

Dan di negara berkembang; seperti Indonesia, risiko HAIs dan IDO meningkat 20 kali lebih tinggi kemungkinannya dari negara maju. Yang berarti sangat mengkhawatirkan keadaanya; karena negara maju sekelas Inggris saja angka IDO nya adalah 15.9%, sedangkan Indonesia tidak terdapat data terpadu tentang kasus HAIs sehingga sulit untuk mengetahuinya secara pasti.

Untuk mencegah IDO ada beberapa tahapan dari sekain banyak tahapan, seperti tahapan Pre-Op, Intra Op, Post-Op, dan tak terkecuali alat-bahan-sarana-prasarana yang harus disiapkan dengan perlakuan khusus.


Pada tulisan saya kali ini, kita akan membahas pencegahan IDO pada fase Pre-Operasi

Jumat, 16 Desember 2016

Kalimantan; Rumah Kita Bersama


Senang hati rasanya melihat pemandangan di Kalimantan yang beragam budayanya dan dengan filsafat “Huma Betang” terbuka menerima siapa saja yang berniat baik.
Banyak perantau dari luar yang datang, menetap dan mencari rezeki di Kalimantan, mendapatkan kehidupannya yang lebih baik di sini daripada di daerah asalnya masing-masing.
Saudara-saudari pendatang kita ini, menyatakan mereka dapat lebih layak hidup di Kalimantan; di mana di daerah asal mereka persaingan sudah sangat ketat, kesempatan pun sudah menjadi sempit dan di sebagian daerah populasi sudah terlalu banyak.
Akan tetapi sayang sekali hal ini seringkali menjadi sedikit gesekan, tetapi tidak pernah menjadi keributan yang luas dan massif sepengetahuan saya pribadi.

3 Jenis Hati dalam Keimanan


Ringkasan dari buku “Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatil Lahfan” karya Abul Hari Al-halabi Al-Atsari Ali bin Hasan bin Ali bin Ali bin Abdul Hamid
Yang adalah ringkasan dari buku “Ighatsatul Lahfan min Mashasyidisy Syaithan” karya Syaikh Ibnul Qayyim al-Jauziyah

Pembagian Hati yang Sehat, Sakit dan Mati.
A.   Hati yang sehat adalah hati  yang bersih.
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tiada lagi berguba kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’ara: 88-89).
Disebut Qalbun Salim (hati yang bersih, sehat) karena sifat bersih dan sehat telah menyatu dengan hatinya. Di samping itu, ia juga merupakan lawan dari sakit dan aib.
Syaikh Ibnul Qayyim merangkum pengertian qalbun salim dari sekian banyak pengertian dalam buku beliau ini, yaitu; qalbun salim adalah hati yang selamat dari menjadikan sekutu untuk Allah dengan alasan apapun. Ia hanya mengikhlaskan penghambaan dan ibadah kepada Allah SWT semata, baik dalam kehendak, cinta, tawakal, inabah (kembali), merendahkan diri, khasyyah (takut). Raja’ (pengharapan) dan ia mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata. Dan ia harus selamat dari ketundukan serta berhukum kepada selain Rasulullah SAW.
“Hai orang-orang yang beriman, jangan lah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Hujurat: 1).
Artinya, janganlah engkau berkata sebelum ia mengatakannya, janganlah berbuat sebelum dia memerintahkannya.